AKUNTANSI, WAKTUJAKARTA.COM – Mengutip ungkapan akrab: Tidak ada yang pasti selain kematian, pajak, dan biaya overhead. Jika Anda seorang manajer atau pemilik bisnis, pepatah ini sama benarnya seperti ungkapan bumi itu bulat.
Itu karena biaya overhead adalah sesuatu yang selalu harus Anda hadapi apakah Anda mau atau tidak. Biaya overhead bagian dari fondasi bisnis Anda dan sering kali mempengaruhi dalam kesuksesan dan kegagalan bisnis Anda.
Dalam artikel ini, pakar manajemen di WaktuJakarta.com akan menjawab semua pertanyaan Anda tentang biaya overhead dan membantu Anda menangani pengeluaran bisnis yang penting ini.
Apa itu Biaya Overhead?
Biaya overhead adalah biaya berulang yang menopang bisnis Anda tetapi tidak berkontribusi pada pendapatan. Pengeluaran ini sering disebut biaya tidak langsung karena bukan merupakan bagian dari aktivitas bisnis yang menghasilkan pendapatan.
Jenis biaya ini dapat dibagi menjadi tiga kategori: tetap, variabel, dan semi-variabel.
Baca juga pengertian biaya produksi.
Biaya Overhead Tetap
Biaya overhead tetap sama dari bulan ke bulan. Contohnya meliputi:
- Pembayaran sewa atau hipotek
- Biaya asuransi
- Pajak properti (PBB)
- Biaya penyusutan (Depresiasi)
Silahkan baca juga apa itu biaya tetap dan contohnya.
Biaya Overhead Variabel
Biaya overhead variabel dipengaruhi oleh aktivitas bisnis. Ketika aktivitas bisnis naik, biaya overhead variabel juga akan meningkat.
Contoh biaya overhead variabel meliputi:
- Pengiriman
- Periklanan
- Pemeliharaan peralatan
- Bahan baku
Biaya Overhead Semi-Variabel
Biaya overhead semi-variabel sedikit berfluktuasi dari bulan ke bulan berdasarkan penggunaan. Contoh biaya overhead semivariabel meliputi:
- Beberapa utilitas
- Upah (dan lembur)
- Penggunaan kendaraan
- Perbaikan dan pemeliharaan
Biaya ini menjadi kurang penting ketika Anda menghitung biaya overhead, tetapi penting untuk operasi bisnis Anda untuk mengetahui perbedaan antara ketiga jenis tersebut.
Baca juga biaya variabel dan contohnya.
Apakah Biaya Overhead Sama Untuk Setiap Bisnis?
Biaya overhead tidak sama untuk setiap bisnis.
Misalnya, jika Anda menjalankan studio rekaman, Anda dapat mengkategorikan sewa sebagai biaya langsung karena berkontribusi pada pendapatan. Tetapi jika Anda menjalankan biro iklan, Anda mungkin mengkategorikan sewa sebagai biaya overhead karena bangunan tempat Anda bekerja tidak mempengaruhi pendapatan Anda.
Jika Anda tidak yakin bagaimana mengklasifikasikan biaya, bicarakan dengan akuntan yang mengerti dengan industri Anda.
Mengapa Biaya Overhead Penting?
Tergantung pada bisnis Anda, biaya overhead bertanggung jawab kepada sebagian besar uang yang Anda keluarkan setiap bulan. Mengetahui dan mengendalikannya dapat berarti perbedaan antara untung dan rugi untuk bisnis Anda.
Berikut adalah beberapa manfaat dari menghitung biaya overhead Anda.
- Membantu Anda menetapkan harga untuk barang atau jasa Anda untuk menghasilkan keuntungan.
- Memberitahu Anda berapa banyak uang yang Anda butuhkan untuk mencapai titik impas (break even point).
- Memberi Anda wawasan tentang laba Anda (alias laba bersih)..
- Mengungkapkan pengeluaran yang kemudian dapat Anda upayakan untuk dikurangi.
Sekarang setelah Anda memahami apa itu biaya overhead dan mengapa itu penting, mari kita alihkan perhatian kita pada cara menghitung dan mengendalikannya.
Bagaimana Anda Menghitung Biaya Overhead?
1) Lihat Apa yang Anda Habiskan Tahun Lalu
Cara termudah untuk mulai menghitung biaya overhead Anda adalah dengan melihat daftar pengeluaran dari tahun sebelumnya. Anda tidak perlu setiap transaksi, cukup kategori umum saja.
Berikut daftar dasar pengeluaran tahunan:
- Listrik
- Pajak
- Gas alam
- Persediaan
- Tagihan utilitas (Listrik, Telepon)
- Upah
Jika Anda menggunakan program akuntansi, cetak laporan yang mencantumkan pengeluaran tahunan ini. Atau lihat laporan pajak penghasilan Anda untuk melihat apa yang dikategorikan kantor Pajak sebagai pengeluaran.
2) Tentukan Biaya Overhead Bulanan Anda
Angka tahunan yang Anda lihat di langkah pertama hanyalah total. Mereka akan memberi Anda gambaran umum tentang apa yang Anda belanjakan, tetapi akan lebih berguna untuk mengurangi jumlah tersebut menjadi komponen bulanan.
Mengapa melihat bulan dan bukan hanya tahun? Karena meskipun Anda membayar pengeluaran tertentu setiap tahun, Anda harus menyisihkan uang setiap bulan untuk menutupi biaya tersebut.
Asuransi adalah contoh utama. Tagihan asuransi Anda datang setiap dua belas bulan, tetapi tentu saja Anda ingin untuk tetap siap dengan memiliki cukup uang untuk menutupi biaya asuransi ini. Bagilah premi Anda dengan 12 dan alokasikan jumlah itu hanya untuk asuransi pada akhir tahun.
Pengeluaran lain — seperti listrik dan gas alam — hampir sama dari bulan ke bulan, sehingga Anda dapat mendasarkan perhitungan biaya overhead Anda dari tagihan yang mereka kirimkan kepada Anda.
Berikut adalah contoh dasar pengeluaran bulanan:
- Listrik Rp 1 juta
- Hipotek Rp 5 juta
- Gas alam Rp 1 juta
- Asuransi Rp 1 juta
- Persediaan Rp 1 juta
- Gaji Rp 9 juta
Ingat, biaya overhead adalah apa yang Anda keluarkan hanya untuk menjaga bisnis Anda tetap berjalan. Oleh karenanya uang yang Anda keluarkan untuk membeli kue sebagai hadiah untuk ulang tahun kepala pegawai Anda bukanlah jenis pengeluaran overhead ini.
3) Tambahkan Biaya Individu
Sekarang Anda tahu apa yang Anda belanjakan setiap bulan untuk listrik, asuransi, gaji / upah, dll., jumlahkan angka-angka itu untuk menghitung biaya overhead bulanan Anda.
- Listrik Rp 1 juta
- Hipotek Rp 5 juta
- Gas alam Rp 1 juta
- Asuransi Rp 1 juta
- Persediaan Rp 1 juta
- Gaji Rp 9 juta
JUMLAH Rp 18 juta
Jumlah dari semua pengeluaran bulanan Anda yang berulang merupakan biaya overhead Anda.
Baca juga pengertian modal kerja.
Bagaimana Cara Menghitung Biaya Overhead?
Sekarang setelah Anda mengetahui biaya overhead, Anda dapat menghitung biaya overhead. Biaya overhead adalah perbandingan biaya overhead Anda dengan pendapatan Anda. Angka ini biasanya dinyatakan sebagai persentase dari pendapatan Anda. Berikut rumus biaya overhead:
Biaya Overhead = Biaya Overhead / Pendapatan Dari Penjualan
Katakanlah Anda menghasilkan Rp 28 juta bulan lalu dan menghabiskan Rp 18 juta untuk biaya overhead. Saat Anda memasukkan angka-angka itu ke dalam persamaan, akan terlihat seperti ini:
Biaya Overhead = Rp 18 juta / Rp30 juta
Tarif Overhead = 0,06 atau 6%
Untuk setiap rupiah yang Anda hasilkan bulan lalu, Anda menghabiskan Rp 0,06 untuk biaya overhead. Hasil ini cukup bagus. Tapi, jelas, semakin rendah biaya overhead Anda, semakin tinggi keuntungan yang dapat Anda raih.
Itulah keseluruhan informasi mengenai biaya overhead, definisi, jenis, rumus, cara menghitung dan contoh biaya overhead, semoga bermanfaat. Silahkan beritahukan kepada keluarga, saudara, teman dan kerabat mengenai posting ini siapa tahu mereka membutuhkannya. Sampai jumpa lagi di posting-posting bermanfaat dari WaktuJakarta.com di masa datang.