WAKTUJAKARTA.COM — Sholat Subuh atau shalat Fajar adalah ibadah yang termasuk ke dalam ibadah shalat Fardhu / Wajib yang dikerjakan saat Fajar Shodiq yakni dimana cahaya putih mengarah ke ufuk, hingga sampai awal terbitnya matahari. Lihat waktu Shalat wajib.
Karena Shalat Subuh adalah ibadah Fardhu maka wajib hukumnya, jika tidak dikerjakan mendapat dosa besar. Oleh karenanya setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah Ta’ala tidak seharusnya melalaikannya apalagi meninggalkannya.
Perintah melaksanakan Shalat Subuh
Allah Azza Wa Jalla memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk mendirikan shalat Subuh setiap hari. Dan perintahNya jelas tertulis dalam ayat Al Qur’an berikut ini.
أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآَنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآَنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (Qs. Al-Isra’: 78).
Tuntunan dan tata cara shalat Subuh
Pastikan anda terlebih dahulu sudah menunaikan syarat syah Shalat sebelum melaksanakan shalat Subuh.
Syarat syah shalat:
- Suci tubuh dari najis dan hadas.
- Menutup aurat dan berpakaian yang rapi dan sopan.
- Berada ditempat yang bersih dan suci dari najis dan kotoran.
- Sudah masuk shalat. Lihat jadwal shalat Subuh.
- Menghadap kiblat.
Setelah itu silahkan langsung menuju langkah-langkahnya: Berikut adalah langkah-langkah melaksanakan Shalat Subuh dari niat hingga salam.
Selama shalat mata anda tertuju / menatap kepada tempat sujud dan namun jika anda shalat di Masjidil Haram didepan Ka’bah maka mata anda menatap Ka’bah.
Rakaat Pertama
Membaca Niat Shalat Subuh
Meskipun tiada riwayat Shahih mengenai perlunya membaca niat secara lisan. Namun para Ulama Syafi’i membolehkan membacanya dalam hati untuk meneguhkan fikiran dan hati untuk shalat. Adapun niat dibaca dalam hati sebelum memulai shalat Subuh.
Niat Sholat Subuh Sendiri
اُصَلّى فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً ِللهِ تَعَالَى
Latin: ” Usholli Fardhol Shubhi Rok’atainiI Mustaqbal Qiblati Ada’an Lillaahi Ta’aaLa”.
Artinya: “Aku berniat (Melaksanakan) shalat Fardhu Subuh (Sebanyak) dua rakaat menghadap kiblat (Semata-mata) karena Allah Ta’ala.”
Niat Sholat Subuh Untuk Makmum
اُصَلّى فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
Latin: “Usholli Fardhol Shubhi Rok’atainiI Mustaqbilal Qiblati Ada’an Makmuuman Lillaahi Ta’aaLa.”
Artinya: “Aku berniat (Melaksanakan) shalat Fardhu Subuh (Sebanyak) dua rakaat menghadap kiblat (Semata-mata) sebagai makmum (Semata-mata) karena Allah Ta’ala.”
Niat Sholat Subuh Untuk Imam
اُصَلّى فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى
Latin: “Usholli Fardhol Shubhi Rok’atainiI Mustaqbilal Qiblati Adaa’an Imaaman Lillahi Ta’aaLa.”
Artinya: “Aku berniat (Melaksanakan) shalat Fardhu Subuh (Sebanyak) dua rakaat menghadap kiblat sebagai imam (Semata-mata) karena Allah Ta’ala.”
1. Takbiratul Ikhram
Yaitu mengangkat kedua tangan
Gerakan shalat setelah membaca niat ialah Takbiratul Ikhram, yakni mengangkat kedua tangan keatas sembari mengucap Allahu Akbar.
2. Sedakep
Menyedakepkan kedua tangan atau menumpuk kedua tangan, dimana posisi tangan kanan diatas tangan kiri, dan jari-jari lurus merenggang tidak tegang.
3. Membaca doa Iftitah Subuh
Terdapat sejumlah doa Iftitah yang bisa anda pilih yang mana untuk dibaca saat shalat Fardhu maupun shalat Sunnah, namun yang umum dipakai di masyarakat Islam di Indonesia adalah yang berikut ini.
للهُ اَكْبَرُ كَبِرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَشِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا . اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْااَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ . اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ . لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْتُ وَاَنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ.
“Allaahu Akbaru kabiiraw-walhamdu lillaahi katsiiran, wa subhaanallaahi bukrataw-wa’ashiila. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas-samaawaati wal ardha haniifam-muslimaw-wamaa anaa minal musyrikiina. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi Rabbil ‘aalamiina. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiina.”
Artinya: “Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji yang sebanyak-banyaknya bagi Allah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang hari. Aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah kepunyaan Allah, Tuhan semesta alam, yang tiada satu pun sekutu bagi-Nya. Dengan semua itulah aku diperintahkan dan aku adalah termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim).
4. Membaca surat Al Fatihah
Setelah membaca doa Iftitah, selanjutnya membaca surat Al Fatihah
5. Membaca surat Al Qur’an lainnya
Setelah membaca surat Al Fatihah, selanjutnya membaca surat Al Qur’an. Bebas surat apa saja sesuai yang kita hafal.
6. Ruku’
1. Posisi dari berdiri ke ruku
Bergerak dari berdiri ke posisi ruku, sambil mengangkat kedua tangan menuju ruku sambil mengumandangkan:
Allahu Akbar
Selanjutnya kita ruku dengan membaca doa berikut:
سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
“Subhaana Rabbiyal ‘Adhimi Wabihamdi.”
Artinya: “Maha Suci Rabbku yang maha Agung dan maha terpuji.”
2. Posisi ruku’
Posisi kedua tangan saat ruku’ adalah diatas dengkul, dan semua jari dalam keadaan lurus.
7. I’tidal
Setelah ruku maka lakukan I’tidal yakni berdiri tegak setelah ruku’.
1. Posisi dari ruku’ ke I’tidal
Saat bergerak dari Ruku’ ke I’tidal maka baca:
Sami’allahu Liman Hamidah.
Saat berdiri I’tidal mata menghadap ke tempat sujud, maka baca:
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
“Rabbana lakal hamdu mil-as-samaawaati wa mil-al-ardhi wa mil-a maa syik-ta min syai-im ba’du.” [HR. Muslim dan Abu Awanah].
8. Sujud
Setelah itu bersujud. Bergerak dari I’tidal ke sujud membaca:
Allahu Akbar
Posisi Sujud.
Saat sujud membaca doa berikut sebanyak 3 kali:
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلاَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
”Subhana rabbiyal a’la wa bihamdihi” (Sebanyak 3 kali).
Artinya:
Maha Suci Tuhan Yang Maha Tinggi, dan memujilah aku kepadaNya.
9. Duduk Diantara Dua Sujud (Iftirasy)
Setelah sujud pertama, maka lakukan duduk diantara dua sujud atau Iftirasy yang artinya duduk diatas kaki kiri disaat kaki kanan berdiri tegak:
Dan membaca yang berikut ini:
رَبِ ّاِغْفِرْلِيِِْ وَارْحَمْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَاِفِنيْ وَاعْفُ عَنِّيْ
Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa ‘aafinii wa’fu ‘annii.
Artinya:
Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah aku, angkatlah derajatku, berikanlah rejeki kepadaku, berikanlah petunjuk kepadaku, berilah kesehatan kepadaku dan ampunilah aku.
10. Sujud
Setelah duduk, maka lakukan sujud kembali.
Bergerak dari duduk ke sujud membaca:
Allahu Akbar
Saat sujud membaca doa berikut sebanyak 3 kali:
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلاَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
”Subhana rabbiyal a’la wa bihamdihi” (Sebanyak 3 kali).
Artinya:
Maha Suci Tuhan Yang Maha Tinggi, dan memujilah aku kepadaNya.
Rakaat Kedua
11. Berdiri kembali / Qiyam
Bergerak dari Sujud ke Qiyam, kumandangkan.
Allahu Akbar
12. Membaca Al Fatihah
Di rakaat kedua membaca Al Fatihah kembali
13. Membaca Surat Al Qur’an
Setelah membaca Al Fatihah, lalu membaca surat Al Qur’an apapun yang dihafal.
14. Ruku
Bergerak dari berdiri sambil mangangkat kedua tangan setinggi kepala ke posisi ruku, maka mengumandangkan:
Allahu Akbar
Selanjutnya kita ruku dengan membaca doa berikut:
سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
Subhaana Rabbiyal ‘Adhimi Wabihamdi.
Artinya: “Maha Suci Rabbku yang maha Agung dan maha terpuji.”
15. I’tidal
Setelah ruku maka lakukan I’tidal yakni berdiri tegak setelah ruku’.
Saat bergerak dari Ruku’ ke I’tidal maka baca:
Sami’allahu Liman Hamidah.
Saat berdiri I’tidal, maka baca:
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
Robbanaaa lakal hamdu mil-as-samaawaati wa mil-al-ardhi wa mil-a maa syik-ta min syai-im ba’du [HR. Muslim dan Abu Awanah].
Sekaligus membaca doa Qunut.
16. Sujud
Setelah itu bersujud. Bergerak dari I’tidal ke sujud membaca:
Allahu Akbar
Saat sujud membaca doa berikut sebanyak 3 kali:
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلاَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
”Subhana rabbiyal a’la wa bihamdihi” (Sebanyak 3 kali).
Artinya:
Maha Suci Tuhan Yang Maha Tinggi, dan memujilah aku kepadaNya.
17. Duduk Diantara Dua Sujud (Iftirasy)
Setelah sujud pertama, maka lakukan duduk diantara dua sujud, dengan membaca yang berikut ini:
رَبِ ّاِغْفِرْلِيِِْ وَارْحَمْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَاِفِنيْ وَاعْفُ عَنِّيْ
Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa ‘aafinii wa’fu ‘annii.
Artinya:
Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah aku, angkatlah derajatku, berikanlah rezeki kepadaku, berikanlah petunjuk kepadaku, berilah kesehatan kepadaku dan ampunilah aku.
18. Sujud
Setelah duduk, maka lakukan sujud kembali.
Bergerak dari duduk ke sujud membaca:
Allahu Akbar
Saat sujud membaca doa berikut sebanyak 3 kali:
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلاَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
”Subhana rabbiyal a’la wa bihamdihi” (Sebanyak 3 kali).
Artinya:
Maha Suci Tuhan Yang Maha Tinggi, dan memujilah aku kepadaNya.
19. Tasyahhud Akhir
Bergerak dari Sujud ke duduk terakhir (Tasyahud), mengumandangkan:
Allahu Akbar
Posisi duduk Tasyahud akhir
Pada Tasyahud akhir posisi kaki kiri melewati pinggir badan sebelah kanan, dan kaki kanan miring.
Kemudian saat duduk tasyahud, membaca:
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
“At tahiyyaatul mubaarokaatush sholawaatuth thoyyibaat lillah. Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wa barokaatuh. Assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillahish sholihiin. Asyhadu alla ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rosuuluh.”
“Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa shollaita ‘ala Ibroohim wa ‘ala aali Ibrohim, innaka hamidun majiid. Allahumma baarik ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa baarokta ‘ala Ibrohim wa ‘ala aali Ibrohimm innaka hamidun majiid.”
Setelah itu, sebelum salam, mintalah doa agar dilindungi dari 4 perkara: 1. Siksa Jahanam, 2. Siksa Kubur, 3. Penyimpangan ketika hidup dan mati, 4. Kejelekan Dajjal, doanya berikut ini:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ وَفِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَشَرِّ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
“Allahumma inni a’udzu bika min ‘adzabil qobri, wa ‘adzabin naar, wa fitnatil mahyaa wal mamaat, wa syarri fitnatil masihid dajjal. [Ya Allah, aku meminta perlindungan kepada-Mu dari siksa kubur, siksa neraka, penyimpangan ketika hidup dan mati, dan kejelekan Al Masih Ad Dajjal].” (HR. Muslim no. 588]
Doa diatas berdasarkan Hadits Nabi S.A.W yang diriwayatkan oleh Abu Hurayrah, matannya sebagai berikut:
إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَعَذَابِ الْقَبْرِ وَفِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ ثُمَّ يَدْعُو لِنَفْسِهِ بِمَا بَدَا لَهُ
“Jika salah seorang di antara kalian bertasyahud, maka mintalah perlindungan pada Allah dari empat perkara yaitu dari siksa Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah hidup dan mati dan dari kejelekan Al Masih Ad Dajjal, kemudian hendaklah ia berdoa untuk dirinya sendiri dengan doa apa saja yang ia inginkan.” (HR. An Nasai no. 1310. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
20. Salam
Akhiri shalatmu dengan mengucap Salam, karena Salam merupakan tindakan menghalalkan hal-hal yang diharamkan saat anda mengucapkan Takbiratul Ihram.
مِفْتَاحُ الصَّلاَةِ الطُّهُورُ وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ
“Yang mengharamkan dari hal-hal di luar shalat adalah ucapan takbir. Sedangkan yang menghalalkannya kembali adalah ucapan salam. ”[HR. Abu Daud no. 618, Tirmidzi no. 3, Ibnu Majah no. 275. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih sebagaimana dalam Al Irwa’ no. 301.]
Ucapan salam terbagi menjadi 2
1. Salam pertama
Ucapkan salam pertama: “As Salam Alaikum bergerak kepala dan leher kekanan:
Kemudian diteruskan bagian akhirnya salamnya: Wa Rahmatullahi Wa Barakatuhu” sembari menengok kekanan.
Keterangan tambahan: Jadi pas saat Assalamu Alaikum baru kepala bergerak kekanan, setelah dikanan baru baca Warahmatullahi Wabarakatuh.
2. Salam kedua
Ucapkan salam kedua: “Assalamualaikum” kepala bergerak kekiri.
Kemudian diteruskan bagian akhirnya salamnya: Wa Rahmatullahi Wa Barakatuhu” sembari menengok kekiri.
Keterangan tambahan: Jadi pas saat Assalamu Alaikum baru kepala bergerak kekiri, setelah dikanan baru baca Warahmatullahi Wabarakatuh.
Doa dan dzikir
Selanjutnya silahkan baca doa dan dzikir setelah Shalat sesuai tuntunan Nabi S.A.W.
Video tata cara shalat oleh Habib Ali Zainal Abidin Alhamid
Akhirul Kalam
Shalat sebenarnya bukan sekedar kewajiban, namun bagi orang yang beriman sebagai kebutuhan dan penolong. Maka dari itu, agar kita istiqomah dan tidak menganggapnya sebagai kewajiban semata, jadikan shalat sebagai penolong dan kebutuhan.
وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ
Artinya: ”Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’”. (QS. Al Baqarah : 45).
Dengan begitu kita akan merasakan nikmatnya melakukan kewajiban dimana Allah Ta’ala memanggil Nabi langsung untuk memerintahkannya, tidak melalui perantaraan Jibril A.S untuk menyampaikan perintah Syariat yang lain. Jangan lupa untuk juga melaksanakan pula Shalat Sunnah karena Nabi menganjurkannya.
Insya Allah artikel mengenai tuntunan Shalat Subuh ini memberikan manfaat dan sampai jumpa di artikel-artikel saya berikutnya dan semoga kita selalu dalam lindungan dan bimbingan Allah Tuhan Semesta Alam….Aamiin Allahumma Aamiin.